Awan-Awan Hitam: Argha #2


TING TONG!! TING TONG!!

"Biar Argha yang buka!" seruku.

Aku membuka pintu dan melihat seseorang tersenyum menatapku.
"Tante Firda!" seruku sambil memeluk adik ayah, Tante Firda dan Om Liam, suaminya.
Tante Firda tersenyum, "Argha, nenek dimana? Tante baru saja dari Solo. Karena Jogja deket sama Solo, tante mampir ke rumahmu deh".
"Kok tumben tante kesini, biasanya habis dari Solo tante juga males ke rumahku," gumamku.

Almost, almost is never enoughSo close to being in loveIf I would have known that you wanted meThe way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apartBut right here in each other's arms
"Argha, handphonemu bunyi, sayang!" seru ayah dari dalam kamar.
Aku mengangkat telepon di kamarku, "halo, Ca. Aku lagi sibuk nih, maaf gak bisa ke mall. Tante Firda dateng."
"Oh, Tante Firda. Ya udah deh, aku sama Deo aja yang ke mall. Si William juga gak bisa. Ya udah deh, bye!"
BRUK!!
Aku membaringkan tubuhku di kasur dan membuka buku album fotoku.
"I miss you, mom" ucapku.
Tiba-tiba, ayah mendatangiku. "Ayo, Argha. Kita pergi!"
"Lho!? Kemana, yah?" tanyaku.
Tanpa menjawab pertanyaanku, ayah menggandeng tanganku untuk masuk ke mobil dan Tante Firda serta nenek memasukkan koper-koper, boneka, tas, dan barang-barang milik keluargaku ke mobil ayah, ke mobil Tante Firda, dan ke mobil ayah satu lagi yang dikendarai oleh Om Liam.
"Kamu naik mobil Tante Firda, ya!" pinta ayah. Aku mengangguk.
PRANG!!!
"Tante, kaca rumahku pecah!" seruku histeris.
Tante Firda menyalakan mesin mobil, "makanya, kita harus pergi".
WHUS!!
Api muncul membakar rumah keluargaku tiba-tiba.
"Plis, tante. Cerita semuanya ke Argha. Aku gak tau apa-apa, tante. Apa yang terjadi?" tanyaku.
Sepertinya Tante Firda mengabaikan pertanyaanku. Tante terus mengebut hingga sampai di Gunung Kidul.
"Kita istirahat di hotel ini dulu," ucap Tante Firda.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku membuka jendela kamar hotel. Tak terbayang kejadian kemarin. Aku kemudian menuju ke kamar Tante Firda.
Tok... tok...
"Tante," panggilku.
"Lho, Argha? Sini, tante menunggumu disana," ucap Om Liam sambil menunjuk teras kamar hotel.
Tante Firda menengok ke arahku, "Argha, tante mau cerita. Tetapi ini hanya rahasia ayahmu, tante, Om Liam, dan kamu saja, lho."
"Berarti.., nenek?" tanyaku.
"Jangan cerita ke nenek," jawab Tante Firda. "Jadi, ceritanya begini..."
Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini